Orang Indonesia itu sebetulnya banyak yang luar biasa. Tidak percaya? Lihat saja, akses internet mahal, lambat, tapi tetap saja menjadi komunitas yang signifikan di YahooGroups.com
Seperti beberapa kawan-kawan di berbagai lokasi, mereka berhasil merintis bisnis di Internet, dan bisa bekerja dari rumah dengan tenang. Pendapatannya tidak usah ditanya, beberapa bisa mencapai angka nyaris Rp 100 juta per bulan.
Contoh lain, ketika kita melihat grafik “blog belt” dari BusinessWeek, daftar kota-kota yang paling aktif kegiatan blogging-nya. Apakah ada Tokyo disitu? Tidak. Hongkong? Tidak. Berlin, Sydney, Kuala Lumpur, Bangkok? Tidak. Nah, siapa sangka justru Jakarta ada disitu? Wow.
Atau seperti banyak kawan-kawan pakar IT di luar negeri. Yang pada kaget ketika melihat rekan-rekan etnis Cina, India, dan lainnya. “Lho, kita ternyata masih jauh lebih pintar daripada mereka ya?” Mereka terkejut sekali. Tidak dibuat-buat.
Dalam segala keterbatasan kita, orang Indonesia tetap bisa berprestasi. Dapat dibayangkan bagaimana jadinya jika kita semua terfasilitasi dengan baik. Bisa-bisa Indonesia menjajah Internet ya?
Beberapa cuplikan di atas sedikit lamunan saya saja. Potensi kita besar, tapi kadang kita tidak sadar. Atau sering menghadapi kesulitan untuk dapat mengembangkannya. Namun ini seringkali bisa diatasi dengan kegigihan. Seperti cerita seorang kawan, yang rela sampai menginap di laboratorium kampusnya agar bisa bebas belajar komputer. Dia tidak sanggup membeli komputer sendiri. Sekarang dia sudah menjadi pakar IT di salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia.
Lantas apa hubungan semua ini dengan hacker? Ketika disebut kata “hacker”, yang sering terbayang di benak kita adalah sosok pakar komputer ala Kevin Mitnick yang duduk di depan komputer 20 jam sehari, dengan lincah berpindah dari satu sistem komputer ke sistem komputer lainnya.
Namun, juga ada hacker-hacker lainnya.Pak Onno misalnya adalah salah satu hacker kita. Bayangkan, siapa sangka ternyata wajan bisa menjadi antena wireless? Atau Pak Johar dan kawan-kawan, yang memungkinkan biaya akses internet menjadi lebih ekonomis (dan keuntungan lainnya) dengan bergotong royong membuat IIX (Indonesian Internet Exchange)? Atau kawan-kawan di AirPutih, yang memungkinkan komunikasi segera mulai berjalan kembali pasca tsunami ? Atau rekan-rekan di MicroAid Projects, yang memungkinkan orang dari seluruh dunia untuk memberikan sumbangan modal usaha ke berbagai UKM di pelosok Indonesia? Atau kawan-kawan di AWALI.org, yang memungkinkan warnet berjalan dengan Linux dengan lebih mudah ? Dan sangat banyak lagi lainnya yang tentu tidak bisa saya sebutkan
Zaman dulu, hacker identik dengan pecandu komputer yang suka begadang sampai pagi, coba berbagai cara untuk mencari kelemahan keamanan sebuah sistem. Stereotipe ini mungkin akan jadi karakter di film saja karena untuk menembus lubang keamanan, cukup sedia beberapa ratus dolar saja.
Anda tidak perlu belajar bertahun-tahun tentang TCP/IP, server side scripting atau cara kerja jaringan untuk melakukan infeksi terhadap komputer seeseorang. Cukup sediakan $700 dan beli satu skrip bernama Mpack, maka semua tugas itu akan dilakukannya. Bayangkan, bulan juni lalu 80,000 website dikerjain oleh kode-kode yang berhubungan dengan Mpack. Dalam satu serangan. Dan tentu, tidak diperlukan keahlian teknis untuk mengoperasikannya. Anda cukup tahu di mana membelinya.
Program ini juga menawarkan update secara regular, guna mengetahui kebocoran-kebocoran program yang terbaru. Menurut Paul Henry dari Secure Computing, jumlah perangkat hacking yang didownload meningkat hingga lebih dari 68,000 download. Program-program seperti Mpack, Shark2, Nuclear, Web Attacker dan IcePack dapat dibeli, sehingga memberi fasilitas kepada siapa saja yang membutuhkan. Anak-anak, jangan mencoba ini di rumah!
Bagaimana mengamankan situs web Anda dari Mpack? Meskipun beberapa perusahaan antivirus sedang bekerja keras untuk riset kelakuan Mpack ini, tapi tentu pembuatnya juga melakukan riset untuk mencari cara yang lain. Berikut beberapa tips sederhana untuk mengurangi resiko Mpack.
| |
Seorang hacker remaja telah menggunakan kartu kredit Bill Gates untuk memesan dan mengirimkan Viagra untuk Bill Gates. Raphael Gray, 19 tahun, menyatakan dirinya sebagai 'orang suci dari e-commerce', setelah meng-hack perusahaan US, Canada dan Inggris untuk mengekspose lubang di Internet. Perbuatannya menyebabkan satu perusahaan keuangan menderita kerugian yang sangat besar. Gray diperintahkan untk menjalani pengobatan percobaan untuk gangguan mental selama 3 tahun. Gray, yang dituntut atas perbuatannya yang merugikan karena dia berhasil mendapatkan 23,000 kartu kredit dari berbagai perusahaan yang dihack olehnya salah satunya yaitu kartu kreditnya Bill Gates, yang kemudian Gray memesan dan mengirimkan Viagra kepada Bill dengan kartu kreditnya. Hakim Gareth davies diberitahu bahwa Gray dicurigai menderita gangguan mental dan minder yang kronis sejak kecil, yang memberikan kontribusi atas apa yang dilakukannya ini di Internet. Dan berdasar catatan medis, bahwa 4 tahun yang lalu Gray pernah jatuh dan membentur kepalanya. Pembelanya mengatakan bahwa karena sebab itulah yang mengakibatkan perbuatannya di Internet. Gray menyatakan penyesalannya bukan pada apa yang dilakukannya tetapi caranya, dan dia mengatakan di lain kesempatan dia akan melakukannya lagi tapi secara legal.
Polisi membutuhkan waktu sebulan untuk melacak sang hacker sampai ke rumahnya di Clynderwen, Carmarthen, sebelah barat Wales dan ditangkap oleh FBI pada bulan Maret tahun lalu. Pesan pesan yang ditinggalkan di situs yang dihack olehnya berisi antara lain:" I'm for e-commerce when concluded in a secure and sensible manner but this is a rare thing. Most companies put some kind of page together and wait for the money to roll in. These people are the criminals." Dan pesan lainnya "If your site is broken into, you should spend more time asking why and not who." Apakah anda setuju dengan pernyataan ini ?? Jika Ya, maka anggap sebuah situs diibaratkan dengan sebuah rumah, di mana seseorang mencoba membobol rumah itu dengan berbagai peralatan, apakah anda masih tetap menjawab ya ? |